2025-01-05 14:13

Bandingkan Dirimu dengan Diri Sendiri di Masa Lalu || Oleh Endah Sayani

Share

BANYAK dari kita yang selalu membandingkan diri sendiri dengan orang lain

Berkompetisi dengan orang lain membuat kita kewalahan, berujung pada situasi membanding-bandingkan diri sendiri dengan orang lain. Terkadang, kita menjadi rendah diri dan minder ketika menyadari betapa sulitnya menyamai pencapaian orang lain. Perasaan gundah jadi santapan setiap hari

Dilansir Merion Mercy Academy, bersaing dengan diri sendiri (self-competition) merupakan sikap berusaha untuk memperbaiki diri dan berfokus pada pertumbuhan pribadi dengan menetapkan dan mencapai tujuan yang melebihi kinerja atau kemampuanmu sebelumnya.
Daripada membandingkan diri dengan orang lain, lebih baik fokus untuk menantang batasan dan mendorong diri untuk menjadi lebih baik.

Setiap orang memiliki kondisi dan latar belakang yang berbeda, tidak mungkin kita membandingkan semuanya dengan orang lain

Ketika kita fokus untuk berkompetisi dengan diri sendiri, kita akan fokus pada pencapaian pribadi. Hal ini akan mengurangi tekanan untuk selalu memenuhi ekspektasi orang lain.

Adanya self competition akan memupuk motivasi intrinsik, kita akan termotivasi untuk melihat diri kita tumbuh dan berkembang, tanpa adanya dorongan eksternal seperti pengakuan dari orang lain.

Selain itu, kita akan selalu mencari cara untuk meningkatkan kemampuan dan ketrampilan kita. Kita akan terpacu untuk selalu belajar hal baru, mencoba metode berbeda dan terus berinovasi. 

Dengan fokus pada pencapaian diri sendiri, kita bisa mengurangi stres yang timbul dari sikap membanding-bandingkan diri yang tidak adil, serta meningkatkan motivasi intrinsik untuk terus belajar dan berkembang. Self competition mendorong kita untuk menetapkan tujuan yang realistis dan spesifik, melakukan evaluasi rutin terhadap progres, dan merayakan pencapaian kecil, menjaga konsistensi, membangun disiplin diri yang kuat dan menjadi versi terbaik.

Belajar memahami diri sendiri, seseorang yang sedang merefleksikan dirinya di masa lalu membuat kita berusaha untuk memahami diri sendiri. Hal ini karena self competition mengharuskan kita untuk melihat keadaan kita di masa lalu dan masa sekarang.

Apakah kita sudah menjadi lebih baik dari kemarin menjadi hal penting dalam self competition. Kita mengevaluasi secara rutin setiap progres. Dengan demikian, self competition membawa kita pada kesadaran yang lebih dalam tentang perkembangan diri kita dan memungkinkan untuk terus berusaha menjadi versi terbaik dari diri sendiri.

Dengan demikian, self competition bukan hanya tentang mencapai tujuan, tetapi juga tentang menjalani perjalanan menuju versi terbaik dari diri sendiri yang akan membawa kesadaran diri yang mendalam.

Kutipan Sigmund Freud, “Satu-satunya orang yang harus Anda bandingkan dengan diri Anda adalah diri Anda di masa lalu,” menekankan pentingnya pertumbuhan pribadi tanpa membebani diri dengan perbandingan sosial. Freud percaya bahwa kepribadian manusia dipengaruhi oleh pengalaman masa lalu, sehingga membandingkan diri dengan versi sebelumnya adalah cara yang sehat untuk memahami perkembangan kita.

Dalam psikologi Freud, fokus sering kali pada eksplorasi diri melalui refleksi masa lalu untuk memahami emosi, dorongan, dan konflik batin yang memengaruhi perilaku kita saat ini. Kutipan ini mengajarkan bahwa alih-alih mengukur keberhasilan berdasarkan standar orang lain, kita sebaiknya menilai diri kita berdasarkan kemajuan pribadi apakah kita lebih dewasa, bijak, atau bahagia dibandingkan masa lalu.

Pendekatan ini juga sejalan dengan gagasan tentang self improvement, yang menuntut kesadaran diri “self awareness” dan kejujuran dalam menilai proses perubahan hidup, tanpa terganggu oleh tekanan eksternal atau ekspektasi masyarakat.

Mari, kita berkompetisi dengan diri kita di masa lalu, bukan membandingkan diri kita dengan orang lain lagi.*

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *