Sulitnya Melawan Diri Sendiri || Oleh Endah Sayani
KITA semua tahu hal tersulit dalam hidup ini adalah melawan ego diri sendiri, musuh terbesar kita ya diri kita sendiri, saat kita dilanda rasa malas nah itu hal yang paling sulit dilawan, semampu bisa melawan rasa itu bagaimana?
Tentukan sikap dan tujuan dalam hidup kita ini mau apa, mau bagaimana, mau seperti apa? Punya planning dan daftar to do
Ketika kita sudah memiliki tujuan dan mimpi dalam hidup maka kita akan semangat untuk meraih mimpi-mimpi yang kita ciptakan, selalu berdoa agar kita bisa melakukan hal-hal positif. Saat kita bangun tidur pagi hari cobalah untuk memulai sesuatu yang positif.
Lima menit dari bangun tidur pergunakan untuk hal positif misalkan kita bisa melakukan olahraga, bebenah rumah, siram tanaman, cuci kendaraan dan yang paling jitu membereskan tempat tidur.
Perlawanan paling epik adalah melawan diri sendiri, melawan egoisme, kemalasan, sifat menunda, tergesa gesa, deadliner, takut gagal, tidak percaya diri, narsisme, merasa lebih baik, sombong dan berbagai akumulasi sifat buruk lainnya.
Berbagai virus jahat yang sudah menggerogoti tubuh secara psikis, obat hati dapat berasal dari eksternal maupun internal diri kita, ketika perlawanan diri secara internal, namun itu hanya bersifat sebagai katalis saja, trigger bukan serta merta dapat meluluhlantakkan virus tadi.
Diri yang telah terkungkung dalam virus kejahatan dan bergumul di dalamnya sifat kemalasan akan bereaksi serius dengan kehadiran orang-orang shalih.
Seperti yang diceritakan oleh hadits orang yang berkumpul dengan penjual minyak wangi akan terciprat wangi harumnya, begitu pula orang yang berkumpul dengan pandai besi, ia juga akan terciprat bau besi yang sedang dilumatkan di pemanggangan panas itu.
Maka, apakah tidak boleh bergaul dengan pandai besi? Bukan tidak boleh sih, namun disesuaikan dengan kondisi kita saat itu saja, jika badan kita tengah ‘berbau’ apakah selayaknya kita mengunjungi pandai besi? Tentu tidak bukan, pastinya kita mengharapkan ‘keharuman’ dari penjual minyak wangi.
Tidak sampai situ, perjuangan melawan diri ini akan terus terjadi hingga level tertinggi, Allah berfirman di surah al ankabut : 2 yang artinya “apakah manusia mengira bahwa mereka akan dibiarkan dengan mengatakan “kami telah beriman,” dan mereka tidak diuji?”
Firman ini mengingatkan pada kisah seorang Nabi Ayyub yang terus didera dengan berbagai bentuk ujian, dan ia berhasil melakukan perlawanan diri yang luar biasa. Kesabaran Nabi Ayyub mengajarkan kepada kita bahwa ada manusia yang sukses untuk menaklukkan berbagai bentuk ujian yang dihadapkan.
Bayangkan saja, di awal ia merupakan sosok yang memiliki keberlimpahan harta, keturunan, serta istri. Hingga perlahan Allah menguji berbagai bentuk ujian, dimulai dari penyakit yang ia derita, diusir dari kampung halamannya, harta yang ditenggelamkan, serta ditinggalkan oleh istrinya, yang merupakan satu satunya orang yang ia cintai.
Keteguhan imanlah yang membuat dirinya berhasil melewati berbagai tantangan, ia lahir sebagai pahlawan yang mampu mengalahkan diri sendiri.
Sehingga pada intinya menyiratkan bahwa, perjuangan melawan diri adalah perjuangan yang akan selalu hadir dalam tiap tahapan, hingga pada akhirnya akan berbuah kemenangan yang mengisyaratkan ia pantas untuk berada di sisi RabbNya.
Ketika futur menghampiri jangan biarkan ia bersemayam di hati.
Harianpelita.id kutip dari KH Rahmat Abdullah
Teruslah bergerak, hingga kelelahan itu lelah mengikutimu. Teruslah berlari, hingga kebosanan itu bosan mengejarmu. Teruslah berjalan, hingga keletihan itu letih bersamamu. Teruslah bertahan, hingga kefuturan itu futur menyertaimu. Teruslah berjaga, hingga kelesuan itu lesu menemanimu.” *****
Semoga bermanfaat ya!
Editor: Agatha
kadang kita terjebak dalam kerasnya kehidupan seakan kita ingin meraih semua yang terbentang dunia ini.tapi kita tdk sadar dunia ada sang pemiliknya Ilahi robb.
Terimakasih responnya. Redaksi