Masjid Ar Rayyan di Kementerian BUMN Tidak Terbuka untuk Umum, Benarkah?
HARIAN PELITA — Terletak di halaman belakang kantor BUMN Jakarta Pusat, Masjid Ar Rayyan lokasinya sangat strategis. Yakni di Jalan Kebon Sirih No46 Jakarta Pusat.
Masjid bernuansa Turki-Usmani ini berdiri sangat megah. Terlihat dari kubah dominan sangat eye catching, ditopang deretan anak tangga yang lebar, nyaris menghabiskan sisi depan masjid.
Berdiri di atas lahan seluas 2.400m², masjid dua lantai ini dibangun pada masa kepemimpinan Dahlan Iskan.
Pembangunan dimulai September 2013 dan selesai Mei 2014, menelan biaya Rp54 miliar, berasal dari sumbangan karyawan BUMN dan sumbangan perusahaan BUMN.
Ar Rayyan sendiri artinya salah satu dari delapan pintu di surga diperuntukkan khusus bagi yang berpuasa.
▪︎Indah…Sangat indah…
Dirangkum dari berbagai sumber menyebutkan, Masjid adalah tempat ibadah umat Islam yang memiliki banyak fungsi.
Bukan hanya sekedar menjadi tempat ibadah sebagai keutamaan membangun masjid dalam islam, namun ada juga beberapa fungsi lain yang membuat bangunan ini menjadi begitu istimewa. 1. Tempat Salat 2. Tempat ibadah lainnya 3. Tempat pendidikan 4. Tempat musyawarah 5. Tempat pengadilan 6. Tempat menyambut utusan 7. Tempat penjagaan dan kehidupan sosial 8. Tempat akad nikah 9. Tempat latihan perang 10. Tempat pengobatan 11. Tempat perlindungan 12. Tempat pembelaan agama. Jelas ya…
Boleh di cek di laman kemenag.go.id. Disitu tertulis jelas bahwa Pemerintah Batasi Kegiatan di Rumah Ibadah, Bukan Melarang Ibadah. Ingat yaa ‘membatasi’ bukan ‘melarang’.
Yang menjadi pertanyaannya adalah Masjid seyogyanya menjadi sarana ibadah untuk masyarakat. Siapa pun yang ingin menjalankan salat lima waktu atau melakukan ibadah lainnya umumnya dipersilahkan.
Namanya juga ingin ibadah. Kecuali masjid yang berada di internal gedung atau perkantoran atau jauh aksesnya dari jalan raya. Mungkin dari kita yang ingin beribadah, otomatis akan mencari masjid atau mushola lain yang aksesnya lebih terbuka.
Lhaaa masjid ini kan berada di pinggir jalan, kenapa ga diperbolehkan masuk untuk beribadah?.
Memang sekarang masih masa endemi, sekedar untuk menjalankan kewajiban salat lima waktu dan wajib menjalankan prokes, seharusnya sah-sah saja. Ibadah kok dilarang. Tidak habis fikir.
Terbukti saat HarianPelita.id menyambangi masjid tersebut, ingin melakukan salat ashar, namun tidak diperbolehkan masuk melewati pagar besi satu-satu akses dari pintu belakang ke masjid.
Alasannya pria berjaga di pintu depan (Satpam) mengatakan masjid ini hanya diperuntukan untuk karyawan BUMN saja. Memang bisa ya seperti itu? Untuk ibadah dibuat peraturan tidak tertulis, bangun jurang antara karyawan BUMN dengan masyarakat umum.
Saya pun masih penasaran, akhirnya saya bertanya kepada beberapa warga yang tinggal atau bekerja di lingkungan perkantoran yang tidak jauh masjid tersebut (bukan karyawan BUMN-Red).
Dari pertanyaan saya, jawaban mereka satu suara. Iya…”jangankan untuk salat lima waktu, waktunya salat subuh saja tidak dibuka. Hanya boleh dipergunakan untuk salat zuhur, salat asar dan salat magrib. Itu pun khusus karyawan atau yang bekerja disitu. Selebihnya tidak boleh masuk ke area masjid”.
Hello…
Sang Maha Pencipta saja tidak pernah membeda-bedakan umatnya. Mau anggota dewan yang terhormat, profesor, direktur, supir bajaj, kenek angkot ataupun pedagang sayur, semuanya sama. Kecuali ladang amal ibadah yang dipertanggung jawabkan di akhirat, saat masa kontraknya di dunia tertulis selesai alias sudah habis saatnya kamu pulang. ●Red/Satria S
Mungkin pengurus mesjid ya sdg mengamalkan surat dlm Al-Qur’an at-taubah ayat 107, 😄😄 sebaiknya ,agar aman nt mampir cari aje tempat sholat di SPBU lebih Yaman 🙏👍
setuju sih .. mengantisipasi masuknya teroris. coba deh bayangin ..kalau lagi ibadah tiba² ada bom bunuh diri…. kasihan kan org² yg lagi ibadah jadi kena sial.
setuju sih hanya u/ Kary bumn .. mengantisipasi masuknya penyusup teroris. coba deh bayangin ..kalau sesudah ibadah tiba² ada bom bunuh diri di Kantor Kem. BUMN…