2024-05-04 9:08

Pemilu 2024 Momentum Perbaikan Kualitas Demokrasi

Share


HARIAN PELITA —Wakil Ketua Komisi II DPR RI Saan Mustopa, menegaskan Pemilu 2024 merupakan sebuah momentum untuk memperbaiki taraf demokrasi Indonesia menjadi lebih stabil, sehat, dan berkualitas.

“Pemilu 2024 yang akan datang bisa kita jadikan sebagai tonggak atau momentum untuk memperbaiki demokrasi kita,” ujar Saan dalam diskusi bertema ‘Menyambut Pesta Demokrasi 2024’ yang diselenggarakan Forum Denpasar (FDD) 12, di Jakarta, Rabu (20/9/2023).

Saan menegaskan, Indonesia masih meyakini demokrasi sebagai pilihan sistem untuk mencapai kesejahteraan. Untuk itu, harus ada kesadaran kolektif untuk menjaga, merawat, memelihara demokrasi yang berkualitas.

“Ini penting agar apa yang menjadi cita-cita demokrasi tentang kesejahteraan, keadilan, dan kesetaraan, itu bisa kita dapatkan,” tegas Saan.

Legislator Partai NasDem itu mengakui bahwa demokrasi di Indonesia menemui berbagai tantangan. Salah satunya ialah besarnya politik transaksional yang bertentangan dengan prinsip demokrasi.

Selain itu, Saan juga menyoroti terus merosotnya indeks demokrasi Indonesia dalam beberapa tahun terakhir.

“Pemilu 2024 sebagai momentum untuk menjawab persoalan-persoalan demokrasi tersebut. Terkait indeks demokrasi, termasuk perilaku politik yang bertentangan dengan prinsip demokrasi. Itu nanti dilihat dari pelaksanaan pesta demokrasi Pemilu 2024 yang akan datang,” ujarnya.

Saan juga mewanti-wanti pemerintah untuk tidak terlalu dalam ikut campur terkait pesta demokrasi lima tahunan itu. Pemerintah hanya boleh terlibat dalam menyiapkan perangkat untuk mendukung proses pemilu.

Saan berharap, Pemilu 2024 akan melahirkan pemimpin-pemimpin yang memiliki komitmen, keberpihakan, dan kemauan untuk tetap menjaga demokrasi sehat, terus berkembang, tumbuh, dan berkualitas.

Pemilu 2024 merupakan hajatan besar demokrasi Indonesia. Setidaknya akan ada tiga kontestasi di tahun tersebut, yakni pemilihan presiden/wakil presiden dan pemilihan anggota legislatif yang akan digelar 14 Februari 2024. Selain itu akan ada pilkada serentak pada November 2024 untuk memilih 514 bupati/walikota dan 38 gubernur.

“Jadi output dari pemilu, artinya produknya bisa semaksimal mungkin dirasakan masyarakat. Ada kebebasan, kesetaraan, dan kesejahteraan,” pungkas Saan.

•Redaksi/Alia

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *