HARIAN PELITA — Malam tanggal 12 Juli 1998 adalah malam yang unik dan tak terlupakan bagi sepak bola Prancis.

Bendera berkibar dan sebuah negara merayakan sebagai satu kesatuan saat Les Bleus menjadi juara dunia untuk pertama kalinya dalam sejarah mereka.

Menyusul kekecewaan mereka di Piala Dunia 1980-an dan kegagalan mereka bahkan lolos ke Italia 1990 dan AS 1994, itu merupakan pencapaian yang luar biasa.

Jika, dalam jam dan menit menjelang kick-off melawan Brasil malam itu, Anda memberi tahu para penggemar dan pemain bahwa memenangkan Prancis 1998 berarti tidak akan pernah mengangkat Trofi Piala Dunia lagi, banyak dari mereka pasti akan menerima kesepakatan seperti itu.

Namun, banyak yang telah berubah dalam 24 tahun terakhir, bahkan para pendukung Prancis yang merayakan malam Juli yang hangat itu mungkin tidak akan percaya bahwa Les Bleus mungkin akan tampil di tiga dari enam Final Piala Dunia berikutnya.

Dan siapa yang bisa menyalahkan mereka? Lagi pula, Prancis belum pernah mencapai satu pun sebelum tahun 1998. Untuk bertarung empat kali dalam waktu 24 tahun akan menjadi di luar impian terliar mereka.

Namun, di sinilah kita. Dengan pengecualian dari fase grup yang mengecewakan di Korea/Jepang 2002 dan Afrika Selatan 2010, Prancis telah mengungguli semua orang di panggung global dalam dua dekade terakhir atau lebih, memperebutkan sebanyak tujuh Final terakhir sebagai kelas berat dunia Brasil dan Jerman. digabungkan.

Kini Piala Dunia 2022 Qatar mampukah Prancis mengukir sejarah baru agar piala yang pernah bersemayang di Prancis, kembali ke Prancis. Kita tunggu saja hari Minggu 18 Desember 2022. ●Redaksi/FIFA