
Pentingnya Bahasa Kasih Dalam Hubungan || Oleh Endah Sayani
DALAM sebuah hubungan tentunya diperlukan bahasa kasih, agar hubunganmu terasa lebih hangat, harmonis dan langgeng.
Bahasa kasih ini akan mencegah perselisihan antara kamu dengan pasanganmu, anak-anak, saudara, teman atau sahabat.
Ada lima bahasa kasih yaitu ada sentuhan fisik, pujian, waktu yang berkualitas, pelayanan dan hadiah.
Bagaimana bahasa kasih diterapkan dengan pasangan dalam hubungan romance suami istri atau pacar. Karena kalian sudah sama-sama dewasa alangkah baiknya dikomunikasikan apa yang kita inginkan, komunikasi itu hal terpenting dalam sebuah hubungan
Misalkan suami maunya serba dilayani dan pujian, beri suami pujian dan layani seperti yang diinginkannya, pun sebaliknya istri mau seperti apa bahasa kasih itu, mungkin wanita lebih banyak ingin sentuhan, waktu yang berkualitas dan hadiah. Maka para suami harus bisa memberikan itu, berikan istri waktu yang berkualitas, sentuhan fisik dan hadiah
Begitu juga tidak beda jauh bahasa kasih antara kamu dengan teman atau sahabat semua bisa dikomunikasikan agar pertemanan dan persahabatan kalian langgeng hingga akhir hayat, begitu indah bukan jika punya sahabat hingga hayat karena ini hal istimewa yang jarang terjadi
Bahasa kasih ini bersifat universal tidak hanya dalam hubungan romance saja agar tetap langgeng dan romantis, tapi juga sangat dibutuhkan bagi anak-anak
Inilah bahasa kasih untuk anak-anak menurut dr Aisah Dahlan CHt. CM.NLP seorang dokter, Konsultan Clinical Hypnotherapist dan Praktisi Neuroparenting Skill.
“Kalau anak kita yang perempuan tiba-tiba marah-marah, nangis sendiri dan ibu tidak usah terlalu khawatir, pahami saja kalau perlu peluk saja. Tetapi tidak semua anak senang dipeluk. Itu namanya bahasa kasih,” katanya. “Ibu harus jeli dan tahu kira-kira bahasa kasih utama yang mana dari lima ini,” imbaunya.
Bahasa kasih ini semua disukai oleh anak, termasuk para ibu-ibu juga.
Istilah baterai kasih sayang sebetulnya permisalan agar mudah dicerna.
Maksud dari baterai kasih sayang adalah energi yang dihasilkan dari sikap orang tua seperti rasa aman dan nyaman.
Karena dimisalkannya kepada baterai maka sifatnya harus diisi ulang atau dicas, adapun batasannya setiap hari atau sekurang-kurangnya ada tiga hari dalam satu minggu.
Tetapi di dalam otak manusia ada baterai kasih yang nanti apabila usia 3 tahun keatas sampai usia sekarang baterai itu tidak perlu dicas lima-limanya.
“Kalau ibu masih ada anak dibawah usia 3 tahun, atau akan memiliki cucu baru lahir sampai 3 tahun maka setiap hari baterai kasih harus dicas,” katanya.
“Anak bayi harus kita berikan sentuhan fisik, kita pegang, kasih waktu, kasih pelayanan kita yang kasih makan, minum dan ganti popok.
Kasih pujian sambil ditimang sebut ‘anaknya umi soleh’ kalau anak laki-laki,” sebutnya
Selain itu dia juga menambahkan harus juga memberikan hadiah tidak hanya baju atau sepatu tetapi juga bisa berbentuk makanan seperti kue yang dibuat untuknya.
“Taraaa, hadiah buat abang, hadiah buat adek, gitu ya bu,”
“Menurut penelitian kalau dari lahir sampai tiga tahun baterainya jarang dicas nanti menjadi anak yang bermasalah,” ujarnya.
dr Aisah Dahlan menyebutkan, jika ada anak 2 tahun nangis guling-gulingan, berarti dia sudah seminggu tidak dicas lima-limanya baterai di kepala.
Tetapi di usia 3 tahun keatas sampai usia sekarang (dewasa) baterai itu tidak perlu dicas kelima-limanya.
Dari lima itu lihat bahasa kasih yang utamanya, misalnya anak saya yang pertama itu bahasa kasihnya adalah pujian,” ujarnya.
Gampang kalau mau tau anak bahasa kasihnya pujian.
“Bagus nggak umi? kerenkan aku? itu berarti pujian dan ibu harus puji anak setiap hari,” sebutnya.
dr Aisah memberikan contoh juga bahwa anaknya yang kedua bahasa kasihnya adalah pelayanan.
Misalnya sih anak ingin meminjam mobil pada ibu atau barang lainnya.
Kemudian anak ketiga (laki-laki) bahasa kasihnya sentuhan fisik.
“Jadi kalau dia datang pasti harus dipeluk dan ditepuk-tepuk belakangnya, karena kulit lebih tebal.
Tetapi kalau anak perempuan bahasa kasih sentuhan fisik cukup dipeluk, belai-belai rambutnya dan diusap tidak ditepuk-tepuk karena kulit lebih tipis,” tuturnya.
Menurut dr Aisah Dahlan jika ada anak bahasa kasihnya sentuhan fisik maka harus disentuh.
Oleh karena itu dr Aisah Dahlan menyarankan agar orang tua memahami bahasa kasih utama sang anak ketika usia 3 tahun ke atas.
Berbeda lagi dengan usia baru lahir sampai 3 tahun harus diberikan semua bahasa kasih agar baterainya penuh.
Dengan begitu maka tidak akan terjadi penyimpangan.
“Sebab bagi anak yang terkena narkoba, LGBT itu tidak pernah baterai kasihnya penuh, kadang hanya sebulan sekali,” ujarnya.
Nah, mulai sekarang dicoba ya untuk belajar dan memahami bahasa kasih.***
Semoga menginspirasi
Editor: Agatha