Wapres Ma’ruf Amin Resmikan Enam Rumah Ibadah di Universitas Pancasila
HARIAN PELITA — Kampus bisa dikatakan sebagai laboratorium kehidupan, dimana di dalamnya terdapat interaksi multikultural dari seluruh sivitas akademikanya.
Kita pahami bersama bahwa akhir-akhir ini faham radikalisme perlahan menyusup dan menyasar para intelektual muda. Fenomena ini tentunya perlu segera diantisipasi, agar tidak merusak generasi muda.
Menyikapl itu menjadi salah satu dasar Universitas Pancasila (UP) membangun enam rumah ibadah dari agama yang diakui di Indonesia. Pentingnya keberadaan keenam rumah ibadah ditandai dengan dilakukannya peresmian pada Rabu (5/1) oleh Wakil Presiden Republik Indonesia KH Ma’ruf Amin didampingi Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas, Gubernur DKI Anies Rasyid Baswedan dan turut dihadiri Duta Besar dari negara- negara sahabat, serta para pengusaha.
Inisiator pendirian enam rumah ibadah ini adalah Ketua Pembina Yayasan Pendidikan dan Pembina Universitas Pancasila (YPP UP) Dr. (HC.) Ir. Siswono Yudo Husodo. Latar belakang pemikirannya adalah sebagai universitas menyandang nama besar Pancasila.
Maka sudah selayaknya sivitas akademikanya berkomitmen menjaga Pancasila, menjaga bangsanya, termasuk keberagamannya baik adat istiadat, budaya, bahasa dan agama. Harmonisasi interaksi dan komunikasi antar umat beragama akan menghilangkan konflik antar kelompok mahasiswa yang kerap muncul di satu perguruan tinggi.
Rektor Universitas Pancasila, Prof. Dr. Edie Toet Hendratno, S.H., M.Si., FCBArb dalam laporannya mengatakan bahwa bangsa ini telah meletakkan Pancasila sebagai Weltanschauung (pandangan dunia/ Worldview) atau philosofische grondslag (dasar filsafat negara). Bangsa ini juga secara konsensus telah meletakkan Pancasila sebagai dasar negara, merupakan pondasi “ada” nya negara Indonesia.
“Enam rumah ibadah ini akan menjadi simbol “Rumah Keberagaman”, tempat dimana seluruh sivitas akademika dan masyarakat sekitar dapat membangun relasi keimanannya baik yang beragama Islam, Katolik, Protestan, Hindu, Buddha dan Konghucu. Tempat belajar mempererat hubungan kemanusiaan, bertoleransi dan menjaga persatuan, belajar berdiskusi untuk sebuah keputusan, dan belajar bersikap adil bagi sesama.” ungkap Prof Edie Toet.
Pembangunan keenam Rumah Ibadah ini dilakukan secara gotong royong baik oleh internal Yayasan Pendidikan dan Pembina Universitas Pancasila, Universitas Pancasila dan relasi-relasi Yayasan dan Universitas Pancasila. Rumah ibadah tersebut terdiri dari, Masjid At-Taqwa Universitas Pancasila, Gereja Protestan Grha Layanan Kristen Universitas Pancasila, Gereja Katolik Santro Petrus Universitas Pancasila, Vihara Dhamma Sasana Universitas Pancasila, Pura Widya Santika Universitas Pancasila dan Kelenteng Kebajikan Agung Universitas Pancasila
Masjid At-Taqwa Universitas Pancasila selesai dibangun dan diresmikan pada 4 Oktober 2018, Kelenteng “Kebajikan Agung” Universitas Pancasila pada 3 Oktober 2021, Vihara Dhamma Sasana pada 5 Desember 2021, Gereja Protestan Grha Layanan Kristen pada 11 Desember 2021, Pura Widya Santika pada 18 Desember 2021 dan yang terakhir Gereja Katolik Santo Petrus pada 22 Desember 2021. Masjid At-Taqwa semula adalah sebuah masjid sumbangan dari Yayasan Amal Bakti Pancasila yang di bangun pada 1991. ●Red/Rls9