Riba; Dosa Tak Terasa Mencekik Rasa
SEBELUM saya menjabarkan lebih lanjut betapa dosanya memakan harta riba, saya akan mengingatkan kembali para pembaca betapa kejamnya riba yang begitu mencekik para kaum dhuafa (lemah). Saya harap ini akan memberikan pencerahan sebelum kita melangkah jauh untuk berhutang.
Riba? Ya ini salah satu dosa yang tak terasa,
Tak ada dosa yang lebih mengerikan yang diingatkan oleh Allah selain dosa memakan harta riba. Bahkan Allah dan RasulNya yang akan memerangi para pelakunya. Naudzubillah.
Coba renungkan dosa riba yang satu ini, jika Allah dan RasulNya memerangi, terus kita mau tinggal di mana? Bumi, alam semesta dan seluruh isinya, hingga tubuh manusia, Allah yang ciptakan.
Dosa riba adalah hilangnya keberkahan rezeki; Dilihat secara kasat mata, para pelaku riba akan mendapatkan keuntungan secara cepat. Mereka mendapatkan keuntungan dari kelipatan pinjaman.
Namun jika disadari lebih jauh lagi, tak ada keberkahan di dalamnya, mereka akan merugi. Punya keuntungan banyak, tapi cepat habis entah ke mana. Seperti pepatah mengatakan uang setan dimakan jin.
Ibnu Mas’ud radhiyallahu ‘anhu meriwayatkan, dari Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
“Riba membuat sesuatu jadi bertambah banyak. Namun ujungnya riba makin membuat sedikit (sedikit jumlah, maupun sedikit berkah, -pen.).” (HR. Ibnu Majah, no. 2279; Al-Hakim, 2: 37)
Keberkahan itu tak bisa dibeli. Ia datang dan pemberian dari Allah azza wa jalla. Makanya dalam Islam kita diajarkan, selain meminta rezeki berlimpah, juga halal serta berkah.
Bila tidak ada keberkahan dalam hidup atau rezeki yang kita dapatkan, maka tidak ada ketenangan dalam jiwa. Saat kita memiliki sesuatu tanpa keberkahan dari Allah, kenyamanpun takkan kita rasa.
Jelas, dikatakan bahwa dalam riba tidak akan ada ketenangan apalagi keberkahan. Dengan riba hidup kita akan semakin sengsara mencekik rasa.
Lantas bagaimana agar kita terhindar dari riba?, Mari kita simak penjelasannya;
Ada beberapa langkah yang bisa ditempuh.
Hindari keinginan berhutang. Tanamkan dalam diri dan keluarga untuk tidak berhutang. Kita harus mempunyai prinsip hidup. Jika ingin membeli sesuatu tapi uang yang ada belum cukup, ya harus bersabar. Kemudian ikhtiar menjemput rezeki dengan cara-cara yang halal dan legal.
Kita harus tahu bahaya dan dosa riba. Ini Sangatlah penting. Saat Anda dan keluarga tahu bahaya riba yang bisa diperoleh langsung saat di dunia dan akhirat. Maka bisa dipastikan mudah untuk menjauhkan diri dari riba.
Bahaya riba yang sangat besar ternyata tidak hanya mengancam kehidupan akhirat seorang muslim. Bahaya riba secara nyata juga dapat berdampak buruk bagi kehidupan baik pada tingkat pribadi maupun masyarakat.
Bagi seorang pribadi, riba merupakan cerminan buruknya akhlak karena pelaku riba identik dengan sifat kikir, dada yang sempit, berhati keras, menyembah harta, tamak akan kemewahan dunia dan sifat-sifat hina lainnya. Selain itu riba dapat melunturkan sifat belas kasih dan rasa simpati yang dimiliki orang seseorang.
Selain memiliki bahaya terhadap pribadi atau individual, riba juga dapat memberikan dampak bagi kehidupan dalam masyarakat. Riba dapat merusak sumber daya manusia.
Menciptakan manusia-manusia yang malas bekerja dan takut mengambil resiko untuk mengembangkan hartanya (Tarmizi, 2014, hal. 345). Padahal sumber daya manusia merupakan penggerak utama roda ekonomi suatu masyarakat. Riba menjadi salah satu penyebab inflasi dorongan biaya.
Hal ini disebabkan seorang produsen yang meminjam uang untuk mengembangkan usahanya harus membayar sejumlah biaya bunga (riba), untuk menutupi biaya tersebut produsen akan menaikkan harga sehingga dalam skala makro berkontribusi dalam meningkatkan inflasi.
Riba dapat menciptakan kesenjangan sosial dalam masyarakat. Hal ini disebabkan pihak yang memiliki kelebihan dana akan meminjamkan dana yang dimilikinya untuk memperoleh pendapatan dan sudah dipastikan akan mendapatkan keuntungan dari dana yang dipinjamkan tersebut. Sedangkan disisi lain, pihak peminjam akan tetap menghadapi risiko untung-rugi dari dana yang dipinjamnya untuk melakukan usaha.
Selain itu peminjam juga harus mengeluarkan biaya ekstra yaitu bunga (riba) dari pinjamannya dimana hal tersebut tentu mengurangi kesejahteraannya.
Perilaku riba dapat menciptakan beragam penindasan, permusuhan, dan perpecahan ditengah masyarakat
Miliki sifat qana’ah. Sifat ini amatlah penting, apalagi kondisi zaman yang serba digital. Kita perlu untuk membiasakan diri tiap hari bersyukur, dan merasa cukup atas apa yang Allah karuniakan. Untuk urusan dunia kita juga perlu melihat kondisi orang-orang yang dibawah kita, agar hati semakin lembut serta ringan mengucap syukur.
Dari Abu Hurairah, Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Kaya bukanlah diukur dengan banyaknya kemewahan dunia. Namun kaya (ghina’) adalah hati yang selalu merasa cukup.” (HR. Bukhari no. 6446 dan Muslim no. 1051).
Berdoalah, memintalah pada Sang Maha Kuasa. Ulama menjelaskan, doa itu senjatanya paling ampuh bagi umat Islam. Allah juga senang ketika hambaNya berdoa. Doa bisa mengubah takdir yang telah Allah gariskan.
Di antara doa yang perlu diminta adalah, agar Allah menjauhkan diri dan keluarga dari terlilit hutang. Kemudian Allah lancarkan dan berkahi rezekinya. Dikaruniai rezeki yang berkah melimpah halal barokah.
Ketenangan dan keberkahan hiduplah yang kita cari, walau hidup sederhana yang penting bahagia. Semoga kita selalu dalam lindungan Allah SWT.
Mari, kita bersama-sama belajar agar terhindar dari keserakahan duniawi.
•Editor: Agatha
•Sumber: dari berbagai sumber