Beriktikaf di Masjid Untuk Mencari Keadilan || Catatan Ilham Bintang
HARIAN PELITA — Masjid At Tabayyun di Taman Villa Meruya, sejak Selasa (11/4/2023) memberi kesempatan kepada jemaah yang berniat ber Iktikaf di masjid pada 10 malam terakhir Ramadhan.
Iktikaf berasal dari bahasa Arab akafa yang berarti menetap, mengurung diri atau terhalangi.Pengertiannya dalam konteks ibadah dalam Islam adalah berdiam diri di dalam masjid dalam rangka untuk mencari keridaan Allah dan bermuhasabah (introspeksi) atas perbuatan-perbuatannya. Orang yang sedang beriktikaf disebut juga muktakif.
Muktakif yang menarik perhatian adalah keluarga Ir Birma Siregar. Keluarga ini terdiri atas Birma Siregar dan istri, serta tiga putranya.
Mereka tercatat sebagai Muktakif pertama yang mendaftar dan mengikuti ketentuan panitia, mengisi formulir dan mencatatkan kartu identitasnya.
Yang menarik perhatian, ialah kendaraan yang ditumpanginya: sebuah pick up yang telah dimodifikasi, berfungsi sekaligus sebagai tempat tidur dan ruang kerja.
Kendaraannya ditulisi besar- besar kata “Pesiar Keadilan”. Seluruh badan mobil
dipenuhi poster- poster yang menuntut keadilan atas tanahnya yang dirampas oleh mafia tanah, namun sejauh ini tidak mendapatkan perhatian dari aparat penegak hukum (lihat foto-foto yang diambil Rabu (12/4/2023) pukul 01.30 WIB).
Menurut Birma, sudah tiga tahun ia “berpesiar” dengan kendaraannya itu mencari keadilan atas perampasan tanahnya oleh mafia.
“Kami tidur di atas mobil dan juga bekerja di atas kendaraan itu. Akan seterusnya begitu sampai kami mendapatkan keadilan. Sekarang mau mengadu kepada Allah SWT,” ujarnya.
Duh, di negeri yang berfalsafah Pancasila, ternyata masih banyak warga yang harus memperjuangkan keadilan sedramatis Birma itu.
Padahal, sila kelima Pancacila, isinya terang benderang berbunyi : “Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia”.
Halo, semua. Adakah sahabat FB yang dapat membantunya? ****