Stres Istri Disebabkan Oleh Suami Bukan Anak || Oleh Endah Sayani
Kebanyakan orang mengira ibu rumah tangga stres karena kerepotan mengurus anak, namun penelitian membuktikan penyebab utama ibu rumah tangga stres karena perilaku suaminya
Dalam penelitian yang dilakukan Today.com dengan melibatkan 7.000 ibu-ibu di Amerika Serikat secara online di tahun 2013 menunjukkan bahwa rata-rata ibu akan mengalami tingkat stres setinggi 8,5 dari 10, dan sebanyak 46% disebabkan oleh suami
Alasan yang sering dikeluhkan seorang istri karena sikap suami yang seperti anak-anak dibandingkan anaknya, alasan kedua karena suami jarang membantu pekerjaan rumah dan pengasuhan anak padahal mengasuh dan mendidik anak adalah kewajiban bersama
Hingga kurangnya kehadiran, dukungan emosional, ketidaksetiaan, dan terlalu fokus pada pekerjaan, semua itu bisa membuat isteri merasa terabaikan
Suami dapat menjadi penyebab stres bagi istri karena berbagai alasan, seperti kurangnya komunikasi, konflik dalam hubungan, kurangnya dukungan emosional atau fisik, perasaan tidak dihargai, atau perilaku yang tidak mendukung. Penting bagi pasangan untuk terbuka, saling mendengarkan, dan bekerja sama untuk mengatasi masalah yang mungkin timbul dalam hubungan mereka
Dalam budaya patriarki yang sangat kental di Indonesia, tanggung jawab mengurus rumah tangga dan anak-anak biasanya hanya dibebankan kepada istri. Sedangkan suami fokus mencari nafkah, dan tentu saja mengharapkan dirinya dilayani dan dipenuhi setiap keinginannya sebagai kepala rumah tangga.
Suami bukan majikan isteri yang harus selalu melayani suami karena merasa telah bertanggung jawab secara finansial.
Laki-laki dan perempuan memang tidak sama, tetapi keduanya setara. Allah menegaskan hal ini dalam banyak ayat di Quran. Beberapa di antaranya adalah (QS. An-Nahl [16]: 97), “Barangsiapa yang mengerjakan amal saleh, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka sesungguhnya akan kami berikan kepadanya kehidupan yang baik dan sesungguhnya akan kami beri balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan”.
Sementara di QS. An Nisa [4]: 124, Allah juga menegaskan narasi yang serupa. “Barangsiapa yang mengerjakan amal-amal saleh, baik laki-laki maupun perempuan sedang ia orang yang beriman, maka mereka itu masuk ke dalam surga dan mereka tidak dianiaya walau sedikitpun.” Di banyak tempat lain di al Quran, Allah menyatakan hal yang sama.
Terapis dan ahli pernikahan, Hal Runkel, mengatakan “Pernikahan memang membuat orang stres secara alami, bahkan jika pernikahan itu baik dan harmonis. Ditambah dengan tugas sebagai orangtua, tidak heran jika wanita banyak mengalami stres. Tapi stres dan lelahnya menjadi orangtua begitu berharga pada akhirnya, jadi semua itu seakan terbayar dengan baik.”
Seharusnya seorang suami memiliki kepekaan terhadap isterinya, bukankah seorang suami itu dihadirkan untuk menjadi pendamping hidup, bukan menambah beban dalam hidup seorang isteri.***
Editor: Agatha