Tetap Bertahan Walau Tersakiti || Oleh Endah Sayani
TIDAK semua orang dapat bertahan pada seseorang yang sudah menyakiti hatinya, terlebih lagi jika sudah berulang kali.
Kamu pernah mengalami nggak, ada teman cewek yang curhat tentang pasangannya yang sering menyakitinya? Lalu kembali mengulangi kesalahan yang sama, padahal sudah dimaafkan berkali-kali. Anehnya, si cewek tetap Memaafkan dan bertahan. Gemes nggak sih?
Secara umum, wanita memang lebih mudah memaafkan pasangan saat melakukan kesalahan. Tidak sedikit juga yang rela kembali dan bertahan di sisi pasangan walau terus disakiti, itu artinya dia harus menahan rasa sakit hati lagi. Kenapa begitu, ya?
Yuk simak penjelasannya,
▪︎Cintanya Terlalu Dalam
Terlalu cinta memang bisa membuat wanita mudah memaafkan pasangannya. Padahal sudah berkali-kali disakiti dan dibohongi. Cinta juga yang menjadi alasan untuk bertahan, sambil berharap pasangan bisa melihat kasih sayang yang begitu besar dari wanitanya dan memutuskan untuk memperlakukannya dengan lebih baik.
Cinta bukan hanya tentang berisi perasaan, tapi juga pakai logika. Cinta yang terlalu diisi perasaan inilah bukan cinta yang sehat dan seimbang dengan logika. Setiap wanita itu berharga, dan pantas diperlakukan dengan baik. Jika dikatakan cinta selalu bisa membuat wanita memaafkan kelakuan buruk pasangannya, itu benar. Maka maafkanlah tapi jangan mau diperlakukan buruk kembali. Bertahan dan menerima semua kesakitan itu bukanlah pilihan yang baik untuk menjalani hidup.
▪︎Tidak Siap Menerima Kesendirian
Bagi sebagian perempuan, memiliki pasangan walaupun sering membuatnya makan hati masih jauh lebih baik daripada sendirian. Paling tidak masih ada seseorang yang bisa diharapkannya akan menemani dan mendampinginya. Padahal, hidup dengan pasangan yang hanya menyakitimu tidak lebih baik daripada hidup sendiri.
▪︎Hubungan Yang Terjalin Lama
Bagi beberapa orang, keluar dari suatu hubungan yang telah terjalin lama adalah hal yang menakutkan. Banyak pertanyaan dibenak yang menyiratkan keraguan seperti, apakah pasangan yang baru akan lebih baik dari yang sekarang? Apakah akan langgeng? Apakah dia akan memperlakukan saya dengan lebih baik atau malah lebih buruk?
Muncul pertimbangan lebih baik bertahan dan berharap semoga pasangan bisa berubah, daripada meninggalkan dan memulai sebuah hubungan baru. Padahal, tentu saja sebuah hubungan yang sehat dan membahagiakan harus diisi dengan saling menghargai, bukan menyakiti. Bertahan bersama orang yang sama sekali tidak menghargai dan menghormati kita sama dengan luka direndam cuka.
▪︎Anak Dan Keluarga
Anak adalah alasan utama wanita untuk bertahan walau pasangannya berkali-kali menyakiti. Tentu ini terjadi pada wanita yang telah menikah. Mereka merasa bahwa anak mungkin saja akan mengubah tabiat pasangan menjadi lebih baik. Hal lainnya adalah rasa takut berpisah karena takut akan menyakiti hati anak-anak.
Tentu saja anak akan tersakiti ketika orang tuanya berpisah. Tidak mudah juga membesarkan anak dengan kondisi keluarga broken home. Tapi coba dipikir ulang, apakah anak juga akan bahagia melihat kondisi hubungan orang tuanya yang tidak sehat?
Jangan lupakan juga bahwa mereka adalah peniru ulung, dan sosok ayah adalah tokoh pertama yang mereka tiru tingkah lakunya.
Tentu akan membahayakan jiwa anak-anak melihat perilaku buruk sang ayah setiap hari dan akhirnya mereka akan menirunya.
Pernah nggak berpikir seperti ini? Ingin pergi meninggalkan pasangan yang sering menyakiti. Tapi hal itu sulit sekali untuk dilakukan, jadi hanya ada dalam pikiran dan saat mencoba untuk pergi, rasanya sangat sulit sekali.
Hidup penuh dengan harapan terhadap pasangannya. Selalu berharap ada perubahan baik dari diri pasangan. Keinginan agar pasangan berubah menjadi sosok yang bisa dibanggakan terasa begitu sangat kuat. Tapi harapan hanyalah harapan yang tak kunjung terlaksana.
Ketika ada seseorang yang telah disakiti begitu parah namun tetap bertahan, maka dia adalah seseorang yang sangat luar biasa. Dialah yang paling mencintai dengan kesabaran dan ketulusan.
Dia adalah orang pilihan karena tidak sembarang orang bisa bertahan ketika dirinya disakiti terlalu dalam.
Dia tidak membenci dan tidak menyakiti balik meski sebetulnya ia bisa.
Masih bertahan bukanlah suatu kebodohan justru orang yang menyakiti dan terus mengabaikanlah yang rugi karena telah menyia-nyiakan seseorang yang begitu tulus.
Ketahuilah, bahwa seorang wanita mencintaimu tanpa syarat, ini adalah sebuah hati yang tulus anugerah yang diberikan Tuhan untuk wanita.
Semoga menginspirasi
Penulis: Pimpinan Umum
Editor: Agatha
Sedih banget kasusnya kalo begitu