2024-05-03 2:02

Sarjana Komunikasi Dituntut Spesialisasi Kompetensi dan Kuasai Teknologi

Share

FOTO; Dies Natalis ke 17 Fikom Ubhara Jaya terus berusaha memperbaiki kualitas diri, salah satunya meningkatkan kompetensi para dosen. ●Dok ubj

HARIAN PELITA – Lulusan Program Studi Ilmu Komunikasi  jangan cuma sekadar paham dan tahu soal berkomunikasi tapi juga harus memperkuat kompetensi melalui berbagai sertifikasi sehingga dapat dibuktikan secara kualitatif.

Pendapat itu disampaikan Pakar Komunikasi Prof Dr Tuti Widiastuti pada acara Dies Natalis ke-17 Fakultas lmu Komunikasi Universitas Bhayangkara Jakarta Raya (Fikom Ubhara Jaya) bertema “Semangat Membangun Ekosistem Pendidikan yang Adaptif dan Resilienci di Era Digitalisasi”.

“Karenanya bagaimana  dalam proses belajar perlu disertai juga dengan transformasi teknologi,” jelas Prof Tuti sebagai pembicara utama di hadapan ratusan mahasiswa, dosen, pejabat struktural dan Dekan Fikom Ubhara Jaya Dr. Aan Widodo, S.I. Kom, M.I. Kom yang hadir di Gedung Tanoto Kampus Bekasi pada Senin (20/6/2023).

Menurut Guru Besar Fikom Universitas Gunadarma Jakarta tersebut,  saat ini peluang kerja  maupun berusaha pada bidang komunikasi sangat terbuka.

Pekerjaan berbasis komunikasi seperti digital marketing, analisis sosial media dan content creator bahkan citizen journalist sangat dibutuhkan industri kreatif dan semuanya bersentuhan dengan penguasaan teknologi digtal.

Teknologi  memiliki dua sisi positif dan negatif, namun faktanya teknologi  informasi dan komunikasi  membuat  pengetahuan dan segalanya dalam genggaman.

Persoalannya bagaimana  dosen maupun mahasiswa memanfaatkan sara itu untuk  memperkuat kompetensi maupun mempertajam keahlian atau spesialisasi.

Dalam seminar dengan moderator Dr. Dina Kristina M.Si dikatakan Prof. Tuti pentingnya peran dosen dalam  menghadirkan kegiatan belajar yang adaptif terhadap teknologi dan kekinian.

Pada sisi lain progam Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) perlu dikritisi utamanya soal mahasiswa yang satu atau dua semester tidak kuliah atau masuk kelas yang  patut dirisaukan kebenarannya  apakah benar telah terjadi proses transfer of knowledge pada mahasiswa bersangkutan.

Senada dengan pembicara sebelumnya, Kepala Program Studi Sarjana (S1) Fikom Ubhara Jaya, Moh. Rifaldi Akbar, S.Sos, M.Si mengatakan bahwa  pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi  tidak dapat dihindari dalam kegiatan pembelajaran.

Aplikasi  interaksi virtual seperti Google Meet,  Zoom, Microsoft Teams dan sejenisnya sebelum pandemi Covid-19 terdengar asing, kini telah sangat familiar dan kerap dimanfaatkan dalam proses perkuliahan.

“Masyarakat pendidikan Indonesia sangat beruntung karena bisa selamat dari pandemi  tapi sekaligus juga berhasil  atas terjadinya resiliensi  berupa terlaksananya pembelajaran berbasis teknologi komunikasi digital,” ujar  Dosen muda yang tengah mengikuti studi doktoral (S3) di Universitas Indonesia.

Termasuk para dosen dan mahasiswa di Fikom Ubhara Jaya yang  selamat dari pandemi namun juga mampu beresiliensi pada proses pembelajaran digital. Menurutnya hal ini harus disyukuri karena di luar sana masih terjadi kesenjangan teknologi yang dampaknya  proses belajar tidak berjalan. Beberapa faktor belum terjangkau sinyal,  tidak memiliki gawai serta keuangan keluarga yang lemah. Beruntung tidak menerpa keluarga besar Ubhara.

Sementara dalam sambutannya, Dekan Fikom Ubhara Jaya Dr. Aan Widodo, S.I.Kom, M.I.Kom  menyampaikan tengah terus bekerja keras mencapai akreditasi yang terbaik.

Menurutnya sejak lahir 2006 lalu fakultas terus melakukan perbaikan kinerja maupun fasilitas sehingga mampu terus berkembang bahkan kini tercatat memiliki lebih dari 1000 mahasiswa aktif.

“Bahkan untuk menuju akreditasi itu Kami melakukan ‘bedol desa’ yaitu setelah punya 10 doktor,  fakultas juga  mendorong 14 dosen untuk  segera menuntaskan studi doktoralnya. Saya juga berterima kasih kepada 40 dosen tetap yang sudah memilih berkarier di Fikom Ubhara” jelas alumni UNPAD Bandung yang  dipercaya menjabat Dekan sejak delapan tahun lalu.

Menurutnya perlu kerja keras dan kontribusi dari semua pihak agar Fikom Ubhara Jaya yang memasuki usia 17 tahun atau usia enerjik, mampu berprestasi sekaligus  meningkatkan kualitas pembelajaran. 

Saat ini Fikom selain menggelar program studi sarjana (S1) juga telah membuka program studi magister (S2) sejak tahun 2022 lalu,  artinya  semua keluarga besar fakultas  seperti dosen, struktural termasuk mahasiswa harus berkontribusi dalam bentuk memperbaiki kualitas diri, jelasnya yang juga menjadi tim penilai di Grand Final Duta Fikom 2023 yang dimenangkan oleh Dicky Adiatma. ●Red/Metha

One thought on “Sarjana Komunikasi Dituntut Spesialisasi Kompetensi dan Kuasai Teknologi

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *