2023-07-04 9:58

Kemensos Pasang Solar Cell di Posko Pengungsian Gempa Cianjur

Share

HARIAN PELITA — Inovasi dan improvisasi Menteri Sosial Tri Rismaharini terkait tata kelola dan pelayanan di posko pengungsian terus dilakukan.

Termasuk dalam pemenuhan kebutuhan listrik di pengungsian para penyintas gempa Cianjur, Jawa Barat. Penggunaan sumber listrik alternatif berasal dari tenaga surya menjadi pilihan.

Bantuan diberikan kepada para penyintas di lokasi bencana ini mengutamakan prinsip efektif, efisien dan berkelanjutan sehingga tidak membebankan para penyintas.

Dilengkapi teknologi solar cell, posko pengungsian di Lapangan Cariu Mangunkerta, posko pengungsian di Lapangan Jagaraksa Warungkondang.

Posko pengungsian Desa Ciputri Kecamatan Pacet dan posko pengungsian Desa Nyalindung Kampung Haregem menjadi beberapa contoh pengungsian yang memanfaatkan tenaga surya sebagai alternatif sumber listrik.

Teknologi ini sangat bermanfaat khususnya bagi posko pengungsian yang akses listrik dari PLN masih terkendala akibat gempa bumi bermagnitudo 5,6 yang mengguncang Kabupaten Cianjur, Provinsi Jawa Barat terjadi pada Senin lalu (21/11).

Bencana itu memberikan dampak kerusakan hampir sebagian besar wilayah Cianjur. Banyak rumah warga rusak, sarana prasarana dan fasilitas umum yang terdampak.

Menteri Sosial Tri Rismaharini saat kunjungannya langsung ke lokasi bencana di hari kejadian, mengarahkan jajarannya untuk merespon cepat kebutuhan para pengungsi, termasuk kebutuhan penerangan/listrik. Hal ini dilakukan mengingat sumber listrik saat itu mengalami kerusakan akibat gempa bumi.

“Beliau langsung menginstruksikan pemasangan solar cell, walaupun masih terbatas namun sangat membantu saat darurat, sambil menunggu aliran listrik PLN dapat kembali beroperasi,” kata Rachmat Koesnadi Kepala Sentra Terpadu “Kartini” Temanggung selaku ketua koordinator posko pengungsian di Lapangan Jagaraksa, Kecamatan Warungkondang.

Awalnya terpasang satu panel solar cell, namun sekarang sudah terpasang 4 panel dengan kapasitas 2000 W yang digunakan untuk menopang penerangan dapur umum yang beroperasi mulai dari dini hari pukul 02.00 Wib hingga 21.00 Wib.

Seluruh lapangan bola tersebut pun dapat diterangi, dibantu pula dengan penambahan beberapa panel kecil yang dipasang di antara tenda-tenda pengungsian sebagai penerang jalan sehingga masyarakat merasa lebih aman dan nyaman. ●Red/Dw

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *